Beliau berhasil membuat sejumlah penduduk yang dulu masih memeluk agama Hindu menjadi agama Islam, termasuk istrinya bernama Endang Sejanila putri dari Pendeta Pragota.
Penulis Sejarah Semarang Amen Budiman menyebut jika Pangeran Pandan Arang selain punya pengaruh agama yang kuat, dia juga punya kesaktian.
Misalnya, perkataan Ki Ageng Pandanaran punya daya magis karena banyak yang benar-benar terjadi.
Contohnya saja perkataan Ki Ageng Pandanaran pernah mengubah wajah tiga orang yang menggangu istrinya menjadi domba.
Kemudian tongkat Ki Ageng Pandaran juga memiliki kesaktian karena bisa membelah lautan seperti tongkat Nabi Musa.
Kesaktian Ki Ageng Pandanaran itu berdasarkan data dari Historia.id didapat semenjak dia menjadi murid Sunan Kalijaga.
Penamaan Kota Semarang, berasal dari ujaran beliau ketika dakwah di daerah Bubakan.
Baca Juga: H-6 Lebaran 2022, Arus Mudik di Pantura Brebes dan Tegal Mulai Dipadati Pemotor
Waktu itu dia melihat pohon asem (asam) yang tumbuhnya jarang namun subur.
Keanehan pohon asam yang tumbuhnya jarang tersebut diberikan nama "Semarang".
Sebelumnya memang Ki Ageng Pandanaran pernah tinggal dan membuka pesantren di Pulau Tirang Amper yang sekarang merupakan daerah Mugas, Semarang Selatan.
Beberapa waktu kemudian, pesantren tersebut dipindahkan ke daerah Pegisikan, dan Pandanaran membuka daerah baru yang kini dikenal sebagai Bubakan.
Begitu Semarang terbentuk, Ki Ageng Pandanaran menjadi adipati pertama karena dianggap sebagai pelopor berdirinya Kota Semarang.
Seiring waktu, Semarang berkembang pesat dan menjadi kadipaten di bawah Kesultanan Demak.