(SEMARANGAN) Berkunjung ke Makam Ki Ageng Pandanaran Part 1: Sang Pendiri Kota Semarang

photo author
- Selasa, 26 April 2022 | 16:16 WIB
Makam Ki Ageng Pandanaran Semarang yang berada di Mugas Semarang. Ki Ageng Pandanaran merupakan pendiri Kota Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)
Makam Ki Ageng Pandanaran Semarang yang berada di Mugas Semarang. Ki Ageng Pandanaran merupakan pendiri Kota Semarang. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANGSELATAN, AYOSEMARANG.COM - Di daerah Mugassari Semarang terdapat makam salah seorang pendiri Kota Semarang yakni Ki Ageng Pandanaran.

Makam Ki Ageng Pandanaran sering dikunjungi Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi apabila mendekati ulang tahun kotanya.

Sampai saat ini, makam Ki Ageng Pandanaran masih jadi favorit masyarakat untuk berziarah dan beribadah.

Ayosemarang.com berkesempatan mengunjungi makam Ki Ageng Pandanaran yang punya peran besar bagi berdirinya Kota Semarang ini.

Baca Juga: (KAMUS SEMARANGAN) Meski Terkesan Keras dan Lugas, Dialek Semarangan Tetap Perhatikan Unggah-ungguh Basa

Makam Ki Ageng Pandaran itu berlokasi di Jalan Mugas Dalam II, Nomor 04, RT 07/RW 03, Mugassari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang.

H Agus Krisdiyono, takmir masjid dan Ketua Yayasan Sosial Sunan Pandanaran Semarang, saat ditemui di lokasi menyampaikan, jika meninggalnya Ki Ageng Pandanaran secara tepatnya tidak diketahui secara pasti.

"Dimakamnya hanya diterangkan pada abad ke-16 atau 1547," ucapnya.

Agus masih satu keturunan dengan Ki Ageng Pandanaran. Dia merupakan generasi ke-17 dan sekaligus bertanggung jawab merawat makam.

"Sebagai trah saya wajib menjaga makam dan mengelolanya," ungkapnya.

Baca Juga: (SEMARANGAN) Tradisi di Masjid Layur Part 2: Kopi Arab yang Melegenda Hadir di Setiap Bulan Ramadhan

Masjid Ki Ageng Pandaran yang saat ini berdiri merupakan peninggalan Ki Ageng Panadanaran. Dulunya masjid itu berwujud langgar atau musala dan dindingnya hanya separuh berupa bebatuan yang dipadu cairan semen.

Ki Ageng Pandanaran sendiri merupakan cucu dari Pangeran Suryo Panembahan Sabrang Lor (Sultan kedua Kesultanan Demak), putra dari Maulana Ibnu Abdul Salam atau Pangeran Madiyo Pandan.

Awal perjuangan beliau sebagai penyiar agama Islam ketika diutus Sunan Kalijaga dakwah di area Semarang, yang dulunya masih berupa alas, serta karang pinggir pantai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Vedyana Ardyansah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

XLSMART Gelar Pesantren Digital di Demak

Minggu, 14 Desember 2025 | 22:24 WIB
X