KENDAL,AYOSEMARANG.COM -- Petani di Kendal yang menggarap lahan pertaniannya dengan menanam jagung bertanya-tanya.
Pasalnya harga jagung anjlok padahal tidak memasuki panen raya, karena sebagian petani menggarap lahannya dengan tanaman tembakau.
Hal ini berbanding dengan kenaikan BBM, harga jagung malah turun dibandingkan dengan tahun lalu. Para petani tidak tahu pasti, penyebab turunnya harga jagung pada masa panen kali ini.
Nurhadi, petani di Desa Sudipayung Ngampel mengatakan, harga jagung saat ini sekitar Rp 4.200 per kilogram. Padahal harga jagung pada masa panen yang lalu, menggunakan Rp 5.200 per kilogram.
Baca Juga: Cerita Warga Kendal Tentang Tahanan Anggota Gerwani di Plantungan
"Nggak tahu kok harganya turun, padahal sekarang tidak panen raya," ujarnya saat ditemui Sabtu 01 oktober 2022.
Hal yang sama dialami Karmani, petani di Desa Dempelrejo Ngampel, hasil panen jagungnya dihargai Rp 4.350 per kilogram. Padahal pada panen yang lalu, dihargai Rp 5.300 per kilogram. "Iya turun, katanya banyak jagung dari luar Jawa, jadi harganya turun," katanya.
Turunnya harga jagung, membuat para petani tidak mendapatkan untung yang lumayan. Padahal dampak naiknya harga BBM, membuat harga pupuk dan obat-obatan tanaman ikut naik.
Baca Juga: Dagangan Diborong Kapolres Kendal, Nenek Pedagang Kerupuk Ini Sujud Syukur
Juga harga bibit jagung ikut naik, yang semula Rp 90.000, sekarang naik menjadi Rp 140.000 per kilogram.
"Petani sekarang susah, harga pupuk dan obat-obatan naik terus, harga bibit jagung juga naik," ujarnya.
Petani menilai ini tidak sebanding sementara saat harga telur ayam tinggi yang disalahkan adalah harga jagung yang mahal. Sekarang harga telur masih tinggi namun harga jagung di petani justru anjlok. (Edi Prayitno/kontributor kendal)